Renungan..

Assalamualaikum...



Cinta...





Orang bilang, cinta itu seperti angin, tak terlihat namun terasa...

Orang bilang, cinta itu seperti api, tiba-tiba muncul dan membara...

Orang bilang, cinta itu seperti air, diam dan menghanyutkan...

Orang bilang, cinta itu seperti bumi, tempat kita berpijak..
.



Wah, jadi elemen Avatar nih :))



...Tapi apa sih cinta menurut seorang Malik? let's find out....



 



sumpah, waktu aku nulis ini gak ada maksud buat sok..soalnya aku sendiri juga masih belum perfect, masih banyak salah.

ni semata-mata buat share ide aja. ndak ada maksud buat ngguruin orang lain. kalau gak setuju saya ndak pernah ngelarang kok. kita bisa diskusikan semuanya di sini, OK?




Cinta....



Jika cinta telah memanggilmu, ikutilah dia walaupun jalannya berliku, walau belati yang tersembunyi dalam sayapnya mungkin melukai dirimu....(Kahlil Gibran)

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, seperti kata yang tak sempat disampaikan kayu pada api yang membuatnya menjadi abu, seperti isyarat awan pada hujan yang menjadikannya tiada...(Kahlil Gibran)




Hey, I'm back!! Sebelum bicara jauh, kita harus sadar kalau yang namanya manusia itu emang fitrahnya(dasarnya) suka lawan jenis...bahasa jaman sekarang sih, cinta....

Nah, cinta....apa sih yang kebayang di benak kita? pacaran? TTM(Teman Tapi Mesra)? tunangan? nikah? atau(maaf) free sex? Ya, itu semua kembali ke pemahaman kita tentang fitrah manusia yang satu ini. Sekedar info, aku sndiri juga udah pernah ngebaca-baca puisi-puisi para "pujangga" macam Kahlil Gibran, ya, mereka emang bisa ngungkapin cinta dengan bahasa yang baik. Aku sndiri aja sempet kepikiran buat nyontek puisi-puisi mereka, untung nggak jadi :D. Kayak postingku sebelumnya, aku sempet buat semacam "surat" buat seseorang, nanti aku bahas lebih lanjut. Tapi sampai disini, aku gak bilang suka/naksir seseorang itu salah.



Naksir orang itu OK kok, soalnya kita emang diciptakan berpasang-pasangan lelaki dan perempuan. Nah, perbedaan itulah yang bener-bener menjadi rahmatan lil alamin. bayangin kalau tiap orang gak punya perbedaan, kita gak bakal tahu siapa yang cantik, siapa yang baik, dan siapa yang cakep kayak yg punya postingan ini :D. Haha, just kidding, kembali ke topik, OK? nah, perbedaan itu kadang menjadi faktor kita buat naksir seseorang. Aku sendiri(atas kesempatan yang diberi Yang Maha Kuasa) udah ngelompokin secara garis besar ada 4 faktor umum yang bikin kita tertarik sama orang lain(dan ini Insya Allah berlaku cowok-cewek kok).



-Fisik(wajah & postur tubuh), walaupun ini termasuk faktor juga, bukan berarti jadi patokan utama.

-Perilaku, kadang kita yang ngerasa pertama-tama biasa sama orang lain bisa suka gara2 ada perilaku mereka yang mempesona diri kita saat kita berama mereka

-Materi, kayaknya ndak usah dijelasin udah paham :)

-Kecocokan, nah ini masih diragukan 'cz yang namanya naksir kan baru bisa terus kalau gayung kita bersambut. Tapi ini juga termasuk faktor kok, kalau orang lain nerima, biasanya kita yang "ngincer" orang itu juga jadi lebih berani.




Aku sndiri gak bakal mangkir kok, kebanyakan "cinta" yang kita mau itu adalah cinta yang harus kita miliki, alias kita menempatkan "cinta" sebagai objek yang harus kita miliki. Jelasnya, kalau kita naksir sama seseorang, kita harus(atau mengharuskan diri kita sendiri) memiliki orang tersebut. Gini contohnya...orang yang bijak kalau jatuh cinta bakal berdoa tentang jodohnya gini "Ya Allah, bila ia memang jodohku maka dekatkanlah kami, dan jika dia bukan jodohku berilah apa yang menurut-Mu terbaik". Nah, orang yang "terpenjara cinta" doanya begini(jangan ditiru lho) "Ya Allah, Bila ia memang jodohku, dekatkanlah kami, dan apabila ia bukan jodohku, jodohkanlah kami, dan bila ia memiliki jodoh, jadikan aku jodohnya"....^_^'. Nah, meskipun Pasha Ungu, Giring Nidji, atau Doni Ada Band bilang "cinta memang tak harus memiliki" ngaku deh, kenyataan kita emang sulit seperti apa yang kita nyanyikan itu, dan semoga aja kita ndak termasuk orang yang "terpenjara cinta".



Nah, sebetulnya sih kalau menurutku cinta itu bukan masalah boleh atau nggak. Malahan kalau fitrah manusia ini dikekang malah bakal timbul masalah baru. Ini sebetulnya cuma masalah di mana kita bisa menempatkan rasa suka itu. Sedikit ngambil contoh yang bagus dari sejarah masa lampau, kita yang belajar sejarah Islam pasti tahu(kalau nggak tahu kebangetan) kalau Sayyidina Ali itu punya istri yang bernama Fatimah binti Muhammad, alias Ali itu menantu nabi. Nah, ada yang pernah tahu belum gimana perjuangan cinta sayyidina Ali dalam menggapai cintanya pada putri Rasulullah? buat bagi-bagi aja, ku ceritain....



Nah, kita tahu sendiri sayyidina Ali itu bukan saudagar besar macam Usman bin Affan RA, atau negarawan macam Abu Bakar RA dan Umar bin Khattab RA. Tapi sayyidina Ali ini memang punya kaliber sebagai menantu Rasul. Alkisah Ali yang memang sejak dulu menaruh hati pada putri Rasul ini memang berusaha sekuat tenaga mencari rezeki untuk dirinya agar bisa menikahi putri Rasulullah itu, walaupun kita tahu sayyidina Ali memang oleh Allah diberi rezeki yang pas-pasan, dan beliau tahu itu. Saat beliau belum siap memperistri Fathimah, beliau terus berjuang mempersiapkan dirinya agar pantas meminangnya, namun sebelum mencapai batas itu terdengar kabar bahwa Abu Bakar melamar Fatimah. Kita bisa bayangkan perasaan Ali bin Abi Thalib saat itu. Namun beliau merelakan Fathimah seandainya menikah dengan Abu Bakar, karena beliau menganggap bahwa dirinya memang belum pantas dan tak ada alasan untuk marah atau kecewa pada Abu Bakar, sahabat yang banyak mengislamkan orang-orang pada masa awal kenabian, dan sayyidina Ali kembali bekerja keras mempersiapkan dirinya untuk sesuatu yang lebih besar, sekaligus melupakan kejadian ini.



Kemudian terdengar kabar bahwa Rasulullah menolak lamaran Abu Bakar! Hal ini kemudian melecut semangat Ali bin Abi Thalib agar kembali memperjuangkan cinta beliau. Namun setelah itu, terdengar kabar bahwa sayyidina Umar bin Khattab -sahabat Rasul yang membuat Islam disegani saat beliau masuk Islam- melamar Fatimah. Ali pun menghibur dirinya bahwa dia memang belum pantas dan-sekali lagi- tak punya alasan untuk kecewa ataupun marah pada sayyidina Umar. Dan anehnya, lamaran Umar bin Khattab pun ditolak! Ali bin Abi Thalib menjadi bingung, menantu macam apa yang diinginkan nabi untuk putri beliau. Apakah saudagar besar yang shaleh macam sayyidina Usman bin Affan(yang waktu itu sudah memperistri salah satu putri Rasulullah)? Sayyidina Ali yang kemudian didorong oleh kawan-kawannya pun akhirnya memberanikan diri melamar Fathimah. Asal tahu saja, sayyidina Ali bukan orang berada, bahkan saat akan melamar, beliau hampir mengurungkan niatnya karena tak punya tempat tinggal, yang pada akhirnya oleh salah satu sahabatnya beliau diberi tempat tinggal beserta perabotan di dalamnya.



Saat di rumah Rasul, sayyidina Ali mengungkapkan niatnya untuk melamar Fatimah, dan menurut beberapa riwayat, Rasul menjawab "Ahlan wa sahlan, silahkan engkau pulang wahai Ali". Yang disebut namanya pun pulang dengan heran, karena dalam tradisi Makkah dulu tak ada penerimaan atau penolakan dengan cara seperti itu. Setelah beliau bertanya pada sahabat beliau yang asli Madinah, ternyata itu adalah tradisi Madinah dalam menerima lamaran,-Subhanallah, betapa Rasul begitu lihai beradaptasi dengan kebudayaan lokal- dan Ali pun akhirnya menikah dan tinggal di rumah pemberian sahabatnya. Namun setelah beberapa waktu, Rasul datang dan mengatakan bahwa keluarga Nabi tidak boleh menerima sedekah dari orang lain. Ali pun balik bertanya kemudian di mana mereka harus tinggal? pertanyaan yang manusiawi, dan Rasul pun menjawab bahwa Ali harus menebus rumah itu dengan mencicilnya. Subhanallah, betapa berat perjuangan sayyidina Ali dalam memperjuangkan cinta beliau pada Fatimah, bahkan setelah beliau berhasil mempersunting putri nabi tetap ada perjuangan yang harus ditempuh.



Nah, sekarang kita tahu kan perbedaan posisi cinta pada sayyidina Ali? beliau dan para sahabat lain menempatkan "cinta" bukan sebagai "objek" tapi sebagai "kata kerja". Jadi cinta itu bukan bagaimana kita memiliki, namun bagaimana kita berjuang untuk memilikinya..."Cinta" itu bukan hanya pada kepemilikan, namun "cinta" yang dijadikan "kata kerja" memiliki dua unsur besar...yaitu PERJUANGAN dan PENGORBANAN. Sayyidina Ali memiliki 2 keberanian tersebut, beliau berani memperjuangkan cintanya walau dengan kondisi yang sedemikian rupa, dan ada satu keberanian yang tidak banyak orang memilikinya namun beliau punya adalah KEBERANIAN UNTUK BERKORBAN. Beliau merelakan seandainya Fatimah memang dinikahkan Rasul dengan sayyidina Abu Bakar atau sayyidina Umar, karena beliau sendiri merasa bahwa beliau memang belum siap memperistri Fathimah saat sayyidina Abu Bakar dan selanjutnya sayyidina Umar melamar putri Rasulullah. Cinta memang sesuatu yang tidak dilarang untuk diraih, namun jangan sampai "cinta" yang kita dambakan itu menghalangi kita bersikap obyektif terhadap sesuatu. Sayyidina Ali walaupun hatinya kecewa-perasaan yang manusiawi emang untuk kecewa- tetap bersikap obyektif terhadap kondisi dirinya dan orang lain saat itu, sehingga beliau tak punya alasan untuk kecewa dan marah pada orang lain. Dan poin besarnya adalah, kalau belum berani mengungkapkan, maka beranilah untuk berkorban, setidak-tidaknya kita pasti akan mengorbankan ego kita untuk mendapatkan orang yang kita cintai, JADILAH BERANI.



nah, kita sendiri mungkin memang masih di tahap "berusaha" meniru perilaku sayyidina Ali yang tidak hanya berani mengungkapkan dan berjuang, namun juga siap berkorban demi cintanya pada Fatimah, bahkan siap mengorbankan cintanya pada Fatimah, sesuatu yang emang sulit dan butuh waktu buat manusia biasa seperti kita, tapi ndak ada salahnya kita nyoba meniru itu, cz pada dasarnya kita kan peniru yang baik ^_^'. Sedikit cerita, aku sndiri juga ngalamin kok yang namanya "naksir" seseorang, aku kan juga manusia biasa :). So jangan beranggapan aku ini nulis begini karena aku nggak jatuh cinta, karena aku juga jatuh cinta makanya aku nulis ini, gak salah kan? well, gitu aja mungkin tulisanku setelah lama tidak memposting di blogku ini.



special thanks to: Allah SWT, Rasulullah SAW, para sahabat Rasul n my parents.

thanks to: rekan-rekan di halaqah (this article was inspired by you), someone special (I hope she'll read this someday), n semua rekan yang gak bisa aku sebutin satu-satu di sini.



NB: buat temen2 yang baca sampai sini, aku bener2 berharap masukan dari kalian, aku tunggu, oke? kalau gak di shoutbox(soalnya comment box-ku bermasalah) silahkan kirim e-mail ke dynasty_tactics@yahoo.co.id Insya Allah aku bales secepatnya :D



thanks, syukron, danke. sampai lain kali !!!



Wassalamualaikum.....

 

[...]