Pasmantig

1 Comments

Kenangan tentang Pasmantig waktu aku masih junior. Gak banyak. Gak begitu bagus bahasanya mungkin. Cuma pingin diambil manfaatnya sama orang lain. 



PASMANTIG. Sebetulnya apa sih itu? Pasukan Pengibar Bendera MAN 3 Malang. Sebuah ekskul yang punya tugas khusus buat ngibarin sang saka merah putih. Sebuah ekskul yang berbentuk organisasi keterampilan. Ekskul yang dibentuk sejak 1 Juni 2000.



Tapi bukan itu poin besarnya. Aku dulu ndak begitu suka sama ekskul yang satu ini. Kerjaan cuma baris, ngibarin bendera, n "cuma" latihan fisik. Upacara yang gak sampe 1jam, persiapan ngibarin bisa lebih dari 1 bulan. Pas latihan kerjaan cuma baris kayak bebek, ekskul yang kejam, bentar-bentar push up. Tapi ya, itu dulu...pas aku masih belum ikut di dalamnya....pas aku masih males-malesnya ngaktualisasikan diriku.



Masuk MAN 3 dulu, ada tawaran buat ikut ekskul ini di awal-awal. Gak mau ikut sih awalnya, tapi akhirnya beberapa minggu menjelang event 17 Agustus, - melalui pendaftaran gelombang dua - aku mutuskan buat ikut. Toh, aku pikir habis itu aku keluar lagi. Di Pasmantig -seperti yang kuduga- isinya siksaan lahir-batin. Gak pernah ada reward, gak pernah ada pujian yang tulus, gak pernah ada senyum, gak pernah ada pembelaan, yang ada cuma hukuman, bentakan, sindiran, latihan panjang dan melelahkan tanpa satu orang seniorpun yang mau peduli soal pelajaranku yang ikut terbengkalai. Masuk sekolah nanggung beban tanda pengenal, beri hormat pada senior saat istirahat sekolah, waswas akan pengawasan senior yang tak segan memberi hukuman di tempat untuk sebuah pelanggaran. Cuma sama temen-temen satu angkatan aku bisa berbagi, itupun gak semuanya.



Dulu aku nggak ngerti, untuk apa latihan sekeras itu, bentakan-bentakan itu. Sindiran-sindiran dan hukuman. Bahkan sampai beberapa hari menjelang 17 Agustus 2007 pun aku masih belum paham. Bahkan akupun gak ngerti kenapa aku pas itu masih mau bertahan. Kukira aku gak pernah dianggep sama seniorku, sama temen-temenku. Ironis sekali untuk sebuah ekskul yang menjunjung tinggi arti kebersamaan.



Aku baru paham, apa yang sebetulnya aku pelajari di Pasmantig setelah pengibaran pertamaku. Aku gak cuma belajar mengibarkan bendera ataupun baris-berbaris. Aku belajar kedisiplinan, konsekuensi dan berani menanggung hukuman. Aku belajar untuk BERANI. Ternyata kata orang-orang memang benar, tekanan fisik dan mental -selama kita bisa mengatasinya- justru membentuk seseorang menjadi lebih baik. Aku yang sebelumnya gak pernah berani ngomong, mulai berani bicara. Gak cuma sekedar bicara, di Pasmantig aku juga belajar TEGAS, katakan hitam untuk hitam dan putih untuk putih. Apa yang aku katakan harus aku pertanggung jawabkan, bukan untuk aku sendiri tapi juga buat orang lain. Di sini, bahkan saat aku harus memimpin hitungan push-up, aku harus memperhitungkan kesanggupan yang ikut push up bersamaku. Bukan cuma itu, aku juga belajar untuk sesedikit mungkin membuat kesalahan, karena gak cuma aku sendiri yang harus nebus kesalahanku, tapi SATU PASUKAN. Mungkin gak terlihat signifikan, tapi aku mulai merasa kalau aku itu dihargai di dalam satu pasukan, walaupun mungkin gak ada yang kenal siapa namaku tapi aku tetep dikenal sebagai Paskibra MAN 3.




Aku juga belajar keikhlasan.-Dulu- Aku gak habis pikir kenapa harus berlatih keras 1 bulan, push-up sedemikian rupa, latihan fisik, dan hal-hal lain yang -menurut logika kebanyakan orang- gak nyambung buat ngibarkan bendera merah putih. Mestinya cuma belajar pengibaran doang toh?...nah, ternyata semua itu bukan tanpa arti. Pejuang Indonesia dulu perjuangannya jauh lebih berat dari itu cuma untuk ngibarkan bendera pusaka kita. Ternyata semua yang sudah aku lakukan waktu latihan, yang aku anggap sudah merupakan pengorbanan besar, ternyata gak ada apa-apanya. Aku sempet nangis setelah pengibaran, ternyata aku masih sangat egois. Aku sering ngeluh kenapa gak pernah ada reward, yang ada cuma hukuman.



Di Pasmantig aku juga belajar IKHLAS, ikhlas menjalankan tugas walaupun gak ada hadiah berwujud materi setelah tugas selesai. Aku juga jadi kenal satu semboyan -lebih baik lelah bermandi keringat saat latihan daripada gagal dalam tugas-. Aku baru sadar setelah pengibaran, ternyata dalam waktu sedemikian lama aku masih belum bisa memberikan apa yang terbaik saat tugas, karena aku masih belum total saat latihan, dan aku mulai belajar membangun komitmen.


Banyak, sebetulnya terlalu banyak buat nuliskan apa aja yang aku pelajari di Pasmantig. Walaupun memang nggak selalu menghasilkan sesuatu yang positif, tetap aku mulai belajar membentuk kepribadianku di sini. Aku berhutang pada Pasmantig. Dan tidak sedikit.




~Tulisanku saat aku ingat masa juniorku di Pasmantig dulu, masa-masa yang mungkin akan membekas dalam diriku, entah kenapa~



NB: Buat junior-juniorku: Tetep cari ilmu di sekolah dan berjuang di Pasmantig ya...

Buat temen seangkatan: Tetep semangat!!

Buat senior-seniorku: Thanks a lot, aku bisa begini juga karena kalian semua.

[...]

Renungan..

Assalamualaikum...



Cinta...





Orang bilang, cinta itu seperti angin, tak terlihat namun terasa...

Orang bilang, cinta itu seperti api, tiba-tiba muncul dan membara...

Orang bilang, cinta itu seperti air, diam dan menghanyutkan...

Orang bilang, cinta itu seperti bumi, tempat kita berpijak..
.



Wah, jadi elemen Avatar nih :))



...Tapi apa sih cinta menurut seorang Malik? let's find out....



 



sumpah, waktu aku nulis ini gak ada maksud buat sok..soalnya aku sendiri juga masih belum perfect, masih banyak salah.

ni semata-mata buat share ide aja. ndak ada maksud buat ngguruin orang lain. kalau gak setuju saya ndak pernah ngelarang kok. kita bisa diskusikan semuanya di sini, OK?




Cinta....



Jika cinta telah memanggilmu, ikutilah dia walaupun jalannya berliku, walau belati yang tersembunyi dalam sayapnya mungkin melukai dirimu....(Kahlil Gibran)

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, seperti kata yang tak sempat disampaikan kayu pada api yang membuatnya menjadi abu, seperti isyarat awan pada hujan yang menjadikannya tiada...(Kahlil Gibran)




Hey, I'm back!! Sebelum bicara jauh, kita harus sadar kalau yang namanya manusia itu emang fitrahnya(dasarnya) suka lawan jenis...bahasa jaman sekarang sih, cinta....

Nah, cinta....apa sih yang kebayang di benak kita? pacaran? TTM(Teman Tapi Mesra)? tunangan? nikah? atau(maaf) free sex? Ya, itu semua kembali ke pemahaman kita tentang fitrah manusia yang satu ini. Sekedar info, aku sndiri juga udah pernah ngebaca-baca puisi-puisi para "pujangga" macam Kahlil Gibran, ya, mereka emang bisa ngungkapin cinta dengan bahasa yang baik. Aku sndiri aja sempet kepikiran buat nyontek puisi-puisi mereka, untung nggak jadi :D. Kayak postingku sebelumnya, aku sempet buat semacam "surat" buat seseorang, nanti aku bahas lebih lanjut. Tapi sampai disini, aku gak bilang suka/naksir seseorang itu salah.



Naksir orang itu OK kok, soalnya kita emang diciptakan berpasang-pasangan lelaki dan perempuan. Nah, perbedaan itulah yang bener-bener menjadi rahmatan lil alamin. bayangin kalau tiap orang gak punya perbedaan, kita gak bakal tahu siapa yang cantik, siapa yang baik, dan siapa yang cakep kayak yg punya postingan ini :D. Haha, just kidding, kembali ke topik, OK? nah, perbedaan itu kadang menjadi faktor kita buat naksir seseorang. Aku sendiri(atas kesempatan yang diberi Yang Maha Kuasa) udah ngelompokin secara garis besar ada 4 faktor umum yang bikin kita tertarik sama orang lain(dan ini Insya Allah berlaku cowok-cewek kok).



-Fisik(wajah & postur tubuh), walaupun ini termasuk faktor juga, bukan berarti jadi patokan utama.

-Perilaku, kadang kita yang ngerasa pertama-tama biasa sama orang lain bisa suka gara2 ada perilaku mereka yang mempesona diri kita saat kita berama mereka

-Materi, kayaknya ndak usah dijelasin udah paham :)

-Kecocokan, nah ini masih diragukan 'cz yang namanya naksir kan baru bisa terus kalau gayung kita bersambut. Tapi ini juga termasuk faktor kok, kalau orang lain nerima, biasanya kita yang "ngincer" orang itu juga jadi lebih berani.




Aku sndiri gak bakal mangkir kok, kebanyakan "cinta" yang kita mau itu adalah cinta yang harus kita miliki, alias kita menempatkan "cinta" sebagai objek yang harus kita miliki. Jelasnya, kalau kita naksir sama seseorang, kita harus(atau mengharuskan diri kita sendiri) memiliki orang tersebut. Gini contohnya...orang yang bijak kalau jatuh cinta bakal berdoa tentang jodohnya gini "Ya Allah, bila ia memang jodohku maka dekatkanlah kami, dan jika dia bukan jodohku berilah apa yang menurut-Mu terbaik". Nah, orang yang "terpenjara cinta" doanya begini(jangan ditiru lho) "Ya Allah, Bila ia memang jodohku, dekatkanlah kami, dan apabila ia bukan jodohku, jodohkanlah kami, dan bila ia memiliki jodoh, jadikan aku jodohnya"....^_^'. Nah, meskipun Pasha Ungu, Giring Nidji, atau Doni Ada Band bilang "cinta memang tak harus memiliki" ngaku deh, kenyataan kita emang sulit seperti apa yang kita nyanyikan itu, dan semoga aja kita ndak termasuk orang yang "terpenjara cinta".



Nah, sebetulnya sih kalau menurutku cinta itu bukan masalah boleh atau nggak. Malahan kalau fitrah manusia ini dikekang malah bakal timbul masalah baru. Ini sebetulnya cuma masalah di mana kita bisa menempatkan rasa suka itu. Sedikit ngambil contoh yang bagus dari sejarah masa lampau, kita yang belajar sejarah Islam pasti tahu(kalau nggak tahu kebangetan) kalau Sayyidina Ali itu punya istri yang bernama Fatimah binti Muhammad, alias Ali itu menantu nabi. Nah, ada yang pernah tahu belum gimana perjuangan cinta sayyidina Ali dalam menggapai cintanya pada putri Rasulullah? buat bagi-bagi aja, ku ceritain....



Nah, kita tahu sendiri sayyidina Ali itu bukan saudagar besar macam Usman bin Affan RA, atau negarawan macam Abu Bakar RA dan Umar bin Khattab RA. Tapi sayyidina Ali ini memang punya kaliber sebagai menantu Rasul. Alkisah Ali yang memang sejak dulu menaruh hati pada putri Rasul ini memang berusaha sekuat tenaga mencari rezeki untuk dirinya agar bisa menikahi putri Rasulullah itu, walaupun kita tahu sayyidina Ali memang oleh Allah diberi rezeki yang pas-pasan, dan beliau tahu itu. Saat beliau belum siap memperistri Fathimah, beliau terus berjuang mempersiapkan dirinya agar pantas meminangnya, namun sebelum mencapai batas itu terdengar kabar bahwa Abu Bakar melamar Fatimah. Kita bisa bayangkan perasaan Ali bin Abi Thalib saat itu. Namun beliau merelakan Fathimah seandainya menikah dengan Abu Bakar, karena beliau menganggap bahwa dirinya memang belum pantas dan tak ada alasan untuk marah atau kecewa pada Abu Bakar, sahabat yang banyak mengislamkan orang-orang pada masa awal kenabian, dan sayyidina Ali kembali bekerja keras mempersiapkan dirinya untuk sesuatu yang lebih besar, sekaligus melupakan kejadian ini.



Kemudian terdengar kabar bahwa Rasulullah menolak lamaran Abu Bakar! Hal ini kemudian melecut semangat Ali bin Abi Thalib agar kembali memperjuangkan cinta beliau. Namun setelah itu, terdengar kabar bahwa sayyidina Umar bin Khattab -sahabat Rasul yang membuat Islam disegani saat beliau masuk Islam- melamar Fatimah. Ali pun menghibur dirinya bahwa dia memang belum pantas dan-sekali lagi- tak punya alasan untuk kecewa ataupun marah pada sayyidina Umar. Dan anehnya, lamaran Umar bin Khattab pun ditolak! Ali bin Abi Thalib menjadi bingung, menantu macam apa yang diinginkan nabi untuk putri beliau. Apakah saudagar besar yang shaleh macam sayyidina Usman bin Affan(yang waktu itu sudah memperistri salah satu putri Rasulullah)? Sayyidina Ali yang kemudian didorong oleh kawan-kawannya pun akhirnya memberanikan diri melamar Fathimah. Asal tahu saja, sayyidina Ali bukan orang berada, bahkan saat akan melamar, beliau hampir mengurungkan niatnya karena tak punya tempat tinggal, yang pada akhirnya oleh salah satu sahabatnya beliau diberi tempat tinggal beserta perabotan di dalamnya.



Saat di rumah Rasul, sayyidina Ali mengungkapkan niatnya untuk melamar Fatimah, dan menurut beberapa riwayat, Rasul menjawab "Ahlan wa sahlan, silahkan engkau pulang wahai Ali". Yang disebut namanya pun pulang dengan heran, karena dalam tradisi Makkah dulu tak ada penerimaan atau penolakan dengan cara seperti itu. Setelah beliau bertanya pada sahabat beliau yang asli Madinah, ternyata itu adalah tradisi Madinah dalam menerima lamaran,-Subhanallah, betapa Rasul begitu lihai beradaptasi dengan kebudayaan lokal- dan Ali pun akhirnya menikah dan tinggal di rumah pemberian sahabatnya. Namun setelah beberapa waktu, Rasul datang dan mengatakan bahwa keluarga Nabi tidak boleh menerima sedekah dari orang lain. Ali pun balik bertanya kemudian di mana mereka harus tinggal? pertanyaan yang manusiawi, dan Rasul pun menjawab bahwa Ali harus menebus rumah itu dengan mencicilnya. Subhanallah, betapa berat perjuangan sayyidina Ali dalam memperjuangkan cinta beliau pada Fatimah, bahkan setelah beliau berhasil mempersunting putri nabi tetap ada perjuangan yang harus ditempuh.



Nah, sekarang kita tahu kan perbedaan posisi cinta pada sayyidina Ali? beliau dan para sahabat lain menempatkan "cinta" bukan sebagai "objek" tapi sebagai "kata kerja". Jadi cinta itu bukan bagaimana kita memiliki, namun bagaimana kita berjuang untuk memilikinya..."Cinta" itu bukan hanya pada kepemilikan, namun "cinta" yang dijadikan "kata kerja" memiliki dua unsur besar...yaitu PERJUANGAN dan PENGORBANAN. Sayyidina Ali memiliki 2 keberanian tersebut, beliau berani memperjuangkan cintanya walau dengan kondisi yang sedemikian rupa, dan ada satu keberanian yang tidak banyak orang memilikinya namun beliau punya adalah KEBERANIAN UNTUK BERKORBAN. Beliau merelakan seandainya Fatimah memang dinikahkan Rasul dengan sayyidina Abu Bakar atau sayyidina Umar, karena beliau sendiri merasa bahwa beliau memang belum siap memperistri Fathimah saat sayyidina Abu Bakar dan selanjutnya sayyidina Umar melamar putri Rasulullah. Cinta memang sesuatu yang tidak dilarang untuk diraih, namun jangan sampai "cinta" yang kita dambakan itu menghalangi kita bersikap obyektif terhadap sesuatu. Sayyidina Ali walaupun hatinya kecewa-perasaan yang manusiawi emang untuk kecewa- tetap bersikap obyektif terhadap kondisi dirinya dan orang lain saat itu, sehingga beliau tak punya alasan untuk kecewa dan marah pada orang lain. Dan poin besarnya adalah, kalau belum berani mengungkapkan, maka beranilah untuk berkorban, setidak-tidaknya kita pasti akan mengorbankan ego kita untuk mendapatkan orang yang kita cintai, JADILAH BERANI.



nah, kita sendiri mungkin memang masih di tahap "berusaha" meniru perilaku sayyidina Ali yang tidak hanya berani mengungkapkan dan berjuang, namun juga siap berkorban demi cintanya pada Fatimah, bahkan siap mengorbankan cintanya pada Fatimah, sesuatu yang emang sulit dan butuh waktu buat manusia biasa seperti kita, tapi ndak ada salahnya kita nyoba meniru itu, cz pada dasarnya kita kan peniru yang baik ^_^'. Sedikit cerita, aku sndiri juga ngalamin kok yang namanya "naksir" seseorang, aku kan juga manusia biasa :). So jangan beranggapan aku ini nulis begini karena aku nggak jatuh cinta, karena aku juga jatuh cinta makanya aku nulis ini, gak salah kan? well, gitu aja mungkin tulisanku setelah lama tidak memposting di blogku ini.



special thanks to: Allah SWT, Rasulullah SAW, para sahabat Rasul n my parents.

thanks to: rekan-rekan di halaqah (this article was inspired by you), someone special (I hope she'll read this someday), n semua rekan yang gak bisa aku sebutin satu-satu di sini.



NB: buat temen2 yang baca sampai sini, aku bener2 berharap masukan dari kalian, aku tunggu, oke? kalau gak di shoutbox(soalnya comment box-ku bermasalah) silahkan kirim e-mail ke dynasty_tactics@yahoo.co.id Insya Allah aku bales secepatnya :D



thanks, syukron, danke. sampai lain kali !!!



Wassalamualaikum.....

 

[...]

Surat buat sang pencari "malaikat"

Sebuah surat, tak begitu sarat indahnya kata-kata. semoga dia membacanya




Assalamualaikum....semoga Allah merahmatimu....


...Wahai sosok pencari malaikat tak bersayap...masih adakah kenangan diriku yang kau simpan ??? ...dahulu, aku mengharap agar aku bisa menjadi malaikat itu...malaikat yang kau damba dalam mimpi-mimpimu... ...sekarang tiada lagi terbersit angan tuk mengubah diriku seperti yang kau mau...


...cukup sudah kau menorehkan luka dan lara dalam suatu harap yang kusangka akan menjadi terangnya sebuah pelita...
...sakit dan perih sudah cukup aku telan dalam pahitnya sebuah penantian...yang telah kehilangan sebuah alasan untuk menjadi penantian....


...derai tawamu, senyum manismu, paras indahmu, dan semua impianmu yang kau ceritakan padaku dengan segala keanggunanmu terasa perih seiring selaksa garam yang kau taburkan dalam luka yang kau torehkan...semuanya kini telah menguap menjadi kosongnya angan-angan....


...cukup sudah. Aku lelah dengan semuanya. aku lelah dengan semua argumen-argumenmu. Aku lelah menjadikan diriku sosok yang selalu bersalah di hadapanmu.aku hanya ingin menjalani hidupku sendiri, bukan hidupmu. semua ini kian membuat tak tahan diriku memikirkanmu....


Padahal bila engkau memintaku mengatakan sebuah pengakuan, akan kukatakan sejujurnya, yang kutakutkan terjadi adalah seandainya kata-kataku menghunjam keras dalam batinmu...
...berhenti memikirkanmu memang pahit, tapi jauh lebih pahit apabila aku terus memikirkanmu....


... kau memang sebuah mimpi yang indah, mungkin mimpi terindah yang pernah kumiliki...namun kau tak kan bisa menjadi lebih dari sekedar mimpi........hanya bunga tidur, kau bahkan tak bisa melebihi sebuah impian...membuatku semakin sakit apabila aku semakin menginginkan kau menjadi kenyataan... ....bukan aku tak ingin engkau menemukan akhir pencarianmu, bukan aku tak ingin menantimu lagi, aku hanya semakin sadar bahwa engkau memang bukan mimpi yang bisa menjadi sebuah kenyataan.......bukan berarti aku membencimu...tiada maksud aku ingin menyakiti dirimu, hanya aku tak kuasa lagi menjalani hidup yang bukan hidupku......hanya aku tak sanggup bila harus hidup dalam duniamu....


...kau mencari sesuatu yang abstrak, tahukah kau bahwa kau hidup di dunia nyata ???...
...kau mencari sesuatu yang kekal selamanya, sadarkah engkau betapa fana dunia yang kau rasa ???


mungkin hanya seuntai rindu yang terasa padaku...maafkan aku...aku hanya tak ingin menjadikan cintaku cinta benalu dan ilalang rindu.... laksana kapal karam yang kehilangan biduan, memang pahit bagiku bila aku pergi berlayar lagi, mengubur semua tentangmu dalam koral-koral indah yang menabur rindu....namun aku sepenuhnya sadar betapa pahit bagi semuanya apabila aku memutuskan tuk berhenti di sini dan tak berlayar lagi....


...semua memang harus terjadi. layar sudah terbentang dan kapal telah berlayar. tak mudah menjaga kemudi kapal agar tak goyah dan tak karam. mungkin lebih mudah apabila kita kembali ke pelabuhan dan berhenti di tengah perjalanan....

...namun aku yakin, berlayar membelah lautan kehidupan akan jauh lebih indah, walau mungkin tak kan selalu mudah, itulah yang ditakdirkan Allah SWT pada kita semua...walau semua kenangan masa lalu mungkin terkubur dalam perjalanan nantinya...


(...and from all the black and white memories once I had about u...hope u can found your fallen angel, for I can't be ones...as I'm just a human being....FORGIVE ME....I hope we will cross paths again as different person...)


Wassalamualaikum. may Allah bless u in u'r journey...

[...]

1 Oktober : Hari Kesaktian Pancasila


Monumen Pancasila Sakti


Apa yang terlintas dalam benak kita ???





I. Sebagai Pengingat

-- Ya, 1 Oktober 2008 silam kita umat Islam memang merayakan Idul Fitri, penulis tidak akan mendebatnya karena itu sendiri merupakan suatu hal yang sepertinya menjadi tradisi. Namun yang ingin digaris bawahi oleh penulis, sudahkah kita mengingat adanya hari Kesaktian Pancasila ??? Ya, kita memang bangsa Indonesia, dimana 86% lebih penduduknya adalah umat Islam. Maka dari itu tak heran bahwa lebaran pun seperti menjadi "event nasional". Namun terlepas dari itu semua, kita tetap bangsa Indonesia, bangsa yang lebih dari 6 dekade silam memiliki generasi pejuang yang bisa dibilang satu dari yang tertangguh di dunia. Para pejuang merebut kemerdekaan, bahkan setelah kemerdekaan tersebut direbut masih ada pahlawan yang mempertahankan kesatuan Indonesia, dan salah satu saat terancamnya integrasi Indonesia adalah G30 S/PKI.

II
Sebuah Pertanyaan & Jawaban

-- Sedikit review tentang ini, penulis tidak akan menjelaskan detail bagaimana terjadinya, namun yang jelas terlihat adalah gugurnya jenderal-jenderal terbaik Indonesia, dan tahukah pembaca bahwa mayoritas mereka adalah MUSLIM ?? Indonesia dalam perjuangannya memang selalu dibantu oleh pihak-pihak Islam, namun kini refleksikanlah pengetahuan anda..seberapa jauhkah anda sebagai generasi penerus mereka mengenal tokoh Islam tersebut ??? sebagai refleksi saja, seberapa jauh anda mengenal "Muhammad Natsir" pejuang Muslim Indonesia sejati yang dengan mosi Integralnya berhasil menyatukan Indonesia setelah agresi militer Belanda, atau apakah anda tak tahu apa "Mosi Integral" itu sendiri ??

-- Kita lihat kembali peristiwa 1 Oktober 1965 silam. PKI berhasil diberangus dari bumi pertiwi. namun adakah kita terutama umat muslim yang notabene penerus pejuang generasi terdahulu mengingatnya dan sudikah kita untuk sekedar "mengibarkan" bendera yang telah mereka bayar dengan nyawa mereka ???.

III Berbagi Pengalaman

-- Sedikit bercerita, laiknya umat Muslim, penulispun melakukan perjalanan mengunjungi sanak famili dan handai taulan di daerah-daerah. Namun di perjalanan itulah penulis mendapati hati penulis merasa tertampar. Betapa tidak, orang-orang sepertinya sudah melupakan peristiwa 1 Oktober, Hari Kesaktian Pancasila sebagai pengingat perjuangan pejuang Indonesia. Hanya sekian rumah dari sekian puluh kilometer perjalanan yang terlihat memasang bendera bangsa kita. Penulis menjadi trenyuh, saat penulis mencoba untuk kembali mengingatkan teman-teman penulis dan bertanya tentang opini mereka terhadap 1 Oktober...tidak semua dari mereka menghargai usaha penulis untuk memaknai perjuangan pejuang kita. Ada pula yang menjawab bahwa mereka "memanfaatkan momen lebaran"...pertanyaan saya memanfaatkan yang seperti apa ??? ini masih menjadi sebuah tanda tanya besar.

IV Refleksi Perjuangan

-- Penulis sepenuhnya menyadari tidak semua yang membaca posting akan setuju dengan penulis, namun penulis ingin menulis refleksi ini terutama bagi diri penulis sendiri dan mungkin beberapa pihak yang ingin ikut merefleksikan diri mereka. Bila kita pikirkan lagi, sesungguhnya apa yang dipikirkan oleh pejuang dahulu sehingga mereka mau berkorban demi sesuatu yang tidak akan mereka nikmati ??? mengapa sekarang orang-orang begitu sombongnya melupakan karena siapa pula mereka bisa menjadi sekarang ini. Tak perlu jauh-jauh, bayangkan bila para pahlawan itu dahulu telah mengetahui bahwa yang mereka perjuangkan hanyalah untuk kita yang tidak tahu berterima kasih. Penulis sangat yakin mereka tidak mengharap pamrih untuk perjuangan mereka, mereka hanya ingin generasi selanjutnya menikmati hidup yang lebih baik, mereka para pahlawan mengingat kita, generasi yang tak pernah mereka lihat...dan sekali lagi pertanyaan penulis.."SUDAHKAH KITA MENGINGAT MEREKA ???"

V. Harapan Penulis

-- Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai para pahlawannya, semoga kita bisa menjadi bangsa yang besar.
-- Semoga posting ini bisa menjadi sedikit pengingat nasionalisme kita.
-- Kritik dan Saran selalu penulis tunggu dari pembaca yang
budiman.


[...]

Idul Fitri 1429 H

0 Comments

Assalamualaikum....

Layaknya seorang manusia yang menjadi tempat salah dan lupa...

Penulis ingin meminta maaf kepada siapapun yang pernah merasa disakiti oleh penulis...

Taqobalallahuminnawaminkum shiyamana wa shiyamakum
Taqobalallahuminnawaminkum taqobbal ya kariim
Minal Aidzin wal Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Bathin





Lebaran....pasti banyak kenangan indah yang dialami oleh kita semua.....

semoga moment ini bukan hanya sesaat namun memiliki implikasi yang besar terhadap kehidupan kita seterusnya...

Allahuma Amin...

[...]

The Leaders

2 Comments

Siapa pemimpin itu ???

Pemimpin tidak ditentukan oleh pangkat atau pun jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah suatu komitmen yang muncul dari dalam diri seseorang dan merupakan keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, setidak-tidaknya untuk dirinya sendiri.

"I don’t think you have to be wearing stars on your shoulders or a title to be a leader. Anybody who wants to raise his hand can be a leader any time."—General Ronal Fogleman, US Air Force


APA SEBETULNYA KEPEMIMPINAN ITU ????


"Leadership is the art of getting someone to do something need to be done because he wants to do it."

Dwight D. Eisenhower


-- seni ?? ya, kepemimpinan adalah seni dimana seseorang membuat orang lain melakukan apa yang perlu dilakukan dan menyelesaikannya karena mereka memang menginginkannya. Inilah yang membedakan antara pemimpin & penguasa. Penguasa akan mengancam subyek(orang lain) dengan hukuman untuk melaksanakan perintah yang diberikan. Sedangkan di sisi lain, pemimpin sejati memberikan inspirasi & motivasi pada orang-orang di sekitar mereka untuk mengikuti mereka. Mereka mampu membuat orang lain bertindak sesuai visi mereka dengan kemauan mereka sendiri. Pemimpin sejati memiliki keinginan yang kuat dan visi yang jelas tentang apa yang akan mereka selesaikan, dan mereka (pemimpin sejati) membagi pandangan dan menginspirasikan kekuatan mereka pada sebanyak mungkin orang-orang. Pada faktanya, orang yang berada di tingkat bawah organisasi pun bisa menjadi seorang pemimpin yang baik. Seorang pemimpin memberikan harapan pada pengikutnya dan visi tentang harapan itulah yang membuat pemimpin sejati lebih kuat dari pada orang yang memiliki kewenangan. Ingat, seorang pemimpin yang baik adalah seorang pengikut yang baik.


"Before you become a leader, success is all about growing yourself. When you become a leader, success is all about growing the others."

Jack Welch, businessman & consultant of business



BAGAIMANA MENJADI SEORANG PEMIMPIN YANG BAIK ??


1. Bangun sebuah visi

"The very essence of leadership is that you have to have vision. You can't blow an uncertain trumpet." —Theodore M. Hesburg—

-- Orang lain hanya kan mengikuti visi yang jelas dalam pikiran mereka, sangat penting untuk memiliki visi yang jelas. Bagaimana seseorang akan mengikuti apabila yang diikuti tidak tahu apa yang harus diselesaikan ?? . Seorang pemimpin harus bisa melihat tujuan akhir tentang apa yang harus diselesaikan. Tugas seorang pemimpin pula untuk merancang rencana selanjutnya demi tercapainya tujuan dan membuat itu semua cukup sederhana sehingga orang lain bisa ikut andil dalam menyelesaikannya, mereka jugalah yang menjadi penerjemah dari visi mereka sendiri kepada pengikutnya.

-- Pemimpin sejati tak hanya memiliki visi, namun juga mempertahankan visinya. mereka membuat statement of purpose (pernyataan tujuan) untuk mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka. Mereka akan terus memperbaharuinya dan ketika mereka membicarakan tentang visi mereka, meraka akan menjadi lebih kuat daripada orang lain. Mereka memiliki visi yang jelas sehingga mereka bisa mempertahankannya guna mencapai tujuan yang jelas. Ingat, Tujuan yang tidak jelas akan membawa pada hasil yang tidak jelas pula.

-- Orang-orang tidak mengikuti orang lain. Orang-orang mengikuti visi pemimpin yang terpilih di antara mereka dimana pemimpin sejati akan membangun sebuah komitmen ke depannya.Visi dan tujuan bukan hak prerogatif pemimpin. Pemimpin yang sejati akan membagi visi dan impiannya dengan orang lain. Para pemimpin membiarkan orang lain ikut memiliki visi dan impian mereka dengan meyakinkan mereka bahwa visi dan tujuan itu membawa kebaikan. Jika dicermati, para pemimpin terkenal dalam sejarah selalu memiliki visi yang luar biasa dan jelas terlepas dari benar tidaknya visi tersebut.



2. Bangun Keinginan yang Kuat

"Energy flows where enthusiasm goes."European old quotes

-- Seorang pemimpin harus memiliki tingkat minat yang tinggi untuk visi mereka, sehingga mereka bisa membagi visi mereka dan menginspirasi orang lain untuk mencapai tingkat antusiasme yang sama. Seorang pemimpin yang tidak menunjukkan antusiasme atau keinginan yang kuat dalam mewujudkan visinya sendiri tidak akan memberi sesuatu yang bagus pada kelompok mereka. Ketidak adaan antusiasme pemimpin justru akan menyebabkan kesalahan, dan penurunan motivasi terhadap tujuan mereka. Pemimpin yang baik akan menjadi antusias dan berkeinginan kuat serta berusaha untuk membagi antusiasme mereka dengan yang lain.



3. Bangun Komitmen Pada Diri Sendiri

"lakukan yang kau katakan dan katakan yang kau lakukan"—Pepatah

-- Pemimpin sejati selalu berusaha menunjukkan integritas tertinggi mereka pada orang lain. Integritas bisa diartikan secara sederhana sebagai tindakan yang menunjukkan bahwa apa yang seorang ajarkan juga dilaksanakan oleh orang tersebut. Salah satu sebab dari mengapa politisi sekarang memiliki reputasi yang begitu buruk adalah karena kurang ditunjukkannya integritas yang diinginkan oleh orang-orang terhadap pemimpinnya. Banyak orang gagal karena tidak memiliki integritas dan komitmen pada diri sendiri. Mereka cenderung menunjukkan integritas hanya di depan kelompoknya dan setelah itu mereka tidak memilikinya lagi. Seorang pemimpin sejati memiliki tingkat integritas tertinggi di antara pengikutnya. Pemimpin adalah orang-orang yang fokus, dimana mereka mampu membuat jelas hal yang rumit. Mereka harus memfokuskan tujuan pada 1 titik atau mereka akan membuat bingung pengikut mereka. Pemimpin sejati adalah seseorang yang bisa menjelaskan dimana pengikutnya adalah pihak yang dijelaskan.

4. Jadilah Pemberani

"hero is not one who is fearless. A true hero is one who feels the fear and yet moves forward regardless of it."

Rudolph Giuliani

-- Seorang pemimpin bukanlah seorang yang tidak mengenal rasa takut sama sekali. Para pemimpin sejati sadar untuk tidak menutupi atau bahkan menyembunyikan rasa takut mereka. Mereka memilih untuk memahami dan memilikinya seperti orang-orang lain pada umumnya, tapi mereka juga menjaga rasa takut mereka dan mengontrolnya, dan mencegah rasa takut itu yang mengontrol mereka.Tak bisa terbantahkan bahwa siapapun termasuk pemimpin sejati bisa membuat kesalahan, tapi yang membedakan pemimpin sejati dari pemimpin lain adalah mereka mau mengakui telah membuat kesalahan dan menggunakannya sebagai alat untuk menciptakan masa depan yang lebih baik

-- Sedangkan para pemimpin mediocre/pas-pasan pemikirannya terjebak dalam tipuan yang mereka ciptakan sendiri. Mereka membiarkan ego mereka untuk menjalankan semuanya dan melakukan semua apa yang benar untuk diri mereka sendiri dan orang-orang yang mengikutinya saja. Mereka tidak akan mau mengubah keputusan mereka meskipun dalam kenyataannya emreka telah melakukan kesalahan besar. Seorang pemimpin yang buruk akan membawa timnya ikut tenggelam dalam kesalahan yang dia buat daripada mengakui dia berbuat salah. Ingat, hampir 90% kegagalan manusia disebabkan oleh rasa takut. Para pemimpin sejati melihat bahwa kegagalan bukanlah kegagalan, tapi mereka melihatnya sebagai pelajaran untuk masa depan.

5. Pimpin Orang Lain Dengan Perbuatan

"The universe doesn’t reward people for what they know, it rewards people for what they do"—Famous Quotes—
"Leaders are doers"—Famous Quotes—

-- Pemimpin sejati adalah orang yang banyak berbuat. Mereka akan memacu dirinya untuk mengambil tindakan demi tercapainya tujuan. Pemimpin sejati akan menyadari bahwa segala sesuatu harus dikerjakan secara dinamis, dan sadar betul bahwa untuk mewujudkan impian dan visi mereka, pemimpin harus mengubah potensi timnya menjadi sebuah tindakan nyata. Pemimpin seperti ini sangat menyadari keputusan berada di tangan mereka apakah mereka mau bertindak atau tidak untuk mewujudkan impian mereka. Banyak dari mereka tidak berani mengambil keputusan karena mereka takut akan menemui kegagalan dalam langkah selanjutnya. Hanya pemimpin yang berintegritas, berkemauan tinggi dan beranilah yang akan mewujudkan visi dan impian mereka.

-- Pemimpin yang awas akan sadar bahwa setiap tindakan yang akan dilakukan bisa membawa mereka kegagalan. Namun, kegagalan untuk melakukan tindakan akan membawa setiap orang kepada jaminan kegagalan yang mutlak. Ingat, seorang pemimpin sejati jarang memiliki 100% informasi untuk membuat keputusan yang mereka perlukan. Keputusan untuk menunggu mendapatkan 100% informasi yang tidak tepat justru akan mengakibatkan banyaknya waktu yang terbuang. Pemimpin yang menunggu terlalu lama untuk mendapatkan seluruh informasi akan membawa di dan kelompoknya menuju pada keterlambatan dalam bertindak. Pemimpin sejati adalah mereka yang berintuisi, mereka mendengarkan hati nurani dan intuisi mereka, karena itulah yang memberi mereka jawaban yang benar saat adanya ketidakpastian.


6. Jadilah Seorang Pembangun Tim

"Best team doesn't stand on exceptional individual alone"—Vince Lombardi, Coach—




"Best leader is the one who has sense enough to pick good men to do what needs to be done, and self-restraint to keep from meddling with them while they do it".—Theodore Roosevelt

--Dalam tim manapun di kompetisi olahraga, tim yang memiliki pemain-pemain terbaik tidak akan selalu menang. Pemain atau individu yang memiliki talenta tinggi memang penting dalam suatu tim atau kelompok, tapi mereka tidak sepenting bagaimana para individu atau pemain tersebut bekerja secara kolektif satu sama lain, sebagai satu kekuatan yang hebat. Oleh karena itu, penting bagi seorang pemimpin untuk membangun komitmen terhadap pemilihan, evaluasi, membimbing dan menempatkan para individu secara strategis.

--Sebagai pemimpin seseorang harus punya kemampuan sebagai pembangun kelompok karena individu-individu yang tidak bekerjasama dengan baik dalam mencapai satu tujuan, maka perjalanan dalam mencapai tujuan akan menemui kegagalan yang pahit. Pemimpin sejati akan sadar bahwa orang-orang dalam kelompoknya tidak akan menyatu dengan sendirinya. Mereka memerlukan seseorang yang bisa mengatur mereka menjadi sebuah tim yang efisien. Tanggung jawab seorang pemimpinlah untuk mengorganisasikan kelompoknya. Pemimpin sejati tahu urgensi memiliki kelompok yang terdiri dari orang-orang yang memiliki talenta yang berbeda dan bervariasi, pemimpin sejati juga mengetahui pentingnya penempatan strategis/manajemen terhadap individu-individu tersebut untuk memaksimalkan talenta mereka dan meminimalkan kelemahan.

7. Jadilah Seorang Teladan

"Lebih dari 80% yang dipelajari seseorang dari orang lain adalah apa yang mereka lihat, mereka rasakan, dan apa yang mereka lakukan" —Pepatah

--Sebagai pemimpin, orang lain baik secara sadar atau tidak akan memperhatikan kehidupan pemimpin mereka, baik pemimpin itu sebagai seorang pemimpin yang dihormati maupun kehidupan pribadi mereka sebagai contoh bagaimana orang tersebut akan berperilaku. Seorang pemimpin yang menghendaki timnya memiliki kepribadian yang berkualitas akan menjadi orang pertama yang mencontohkan hal tersebut. Para pengikut akan mencerminkan kualitas kepribadian yang ditunjukkan pada mereka. Inilah yang kemudian menjadi sebuah kesimpulan bahwa untuk melihat kapasitas seorang pemimpin,yang pertama kali dilihat adalah pengikutnya.

-- Pemimpin sejati adalah mereka yang berkomitmen memajukan kelompok mereka dan melakukan apa yang mereka perlukan untuk mendorong maju kelompoknya ke visi penghabisan. Bersamaan dengan itu, seorang pemimpin tidak boleh mengeluh di depan tim karena itu akan menunjukkan tidak terarahnya seseorang, sekaligus memberi energi negatif terhadap pencapaian tujuan. dalam sebuah filosofi komando, sebuah kritik seharusnya selalu bergerak ke atas struktur komando, sedangkan pujian selalu datang ke bagian bawah. Seorang pemimpin sejati tidak pernah mengeluh pada pengikutnya, ia mengeluh pada atasanya dengan meletakkan kelompoknya di tempat lain karena melaksanakan tugas dengan baik.

8. Jadilah Seorang Yang Belajar

"Leader is the greatest among the learner" —Abraham Lincoln, former President of United States

--Pemimpin adalah pelajar. Ilmu seorang pemimpin untuk membuat sebuah keputusan yang benar dibentuk, ditempa dan diasah oleh pengalaman mereka di kehidupan nyata. Pemimpin sejati tidak hanya membenamkan diri mereka ke dalam pengalaman hidup mereka sebanyak mungkin sepanjang hidup mereka, namun mereka juga belajar dari ilmu dan pengetahuan orang lain sebagai jalan untuk memperbaiki diri mereka sendiri. Seorang pemimpin belajar dari kesalahan dan pencapaian terutama dari diri mereka sendiri. Namun mereka juga belajar dari pencapaian dan kesalahan yang pernah dilakukan orang lain, inilah yang menjadi alasan mengapa pemimpin adalah pelajar.

-- Seseorang yang berusaha untuk menjadi pemimpin sejati akan memiliki antusiasme tinggi untuk mengembangkan potensi, talenta, dan bakat mereka. mereka akan mengambil kursus pengembangan diri, membaca buku pengetahuan, mendengarkan orang-orang yang bisa menjadi inspirasi mereka, senantiasa mencari hal-hal yang bisa membuat diri meeka mencapai potensi sepenuhnya, dan tidak lupa melakukannya dalam kehidupan sehingga mereka akan terbentuk menjadi seorang pemimpin sejati. Seseorang yang memiliki talenta menjadi pemimpin hampir selalu memiliki obsesi pengembangan diri sendiri karena dari ilmu pengetahuan dan pengalamanlah yang membentuk kepemimpinan yang baik.


9. Jadilah Penghubung Yang Baik


"I must follow the people. Am I not their leader?" —Benjamin Disraeli

-- Pemimpin besar tahu bagaimana berhubungan dengan kelompoknya secara efektif. Mereka tahu bagaimana cara mengirimkan pesan yang akan menimbulkan dampak besar bagi mereka yang mendengarkannya. Seorang pemimpin besar juga akan mendengarkan orang-orang yang mengikuti mereka, menampung aspirasi merea, mengayomi mereka tanpa harus mengeluh balik pada mereka. Melalui komunikasi yang baik, sang pemimpin juga bisa menyampaikan tujuan spesifik dan intsuksi tetang apa yang harus dilakukan pengikutnya. -- Pemimpin adalah pendengar. Banyak orang-orang yang memiliki wewenang tidak memiliki kemampuan ini. Mereka tidak bisa mendengarkan orang lain dengan baik, mereka terlalu sibuk memikirkan apa yang harus mereka katakan selanjutnya, apa yang harus mereka instruksikan. Mereka gagal mendapatkan evaluasi dan ide berharga dari orang lain yang seharusnya mereka dengarkan. Ingat bahwa konsekuensi baik buruknya sesuatu membutuhkan tindakan, tindakan memerlukan keputusan dan keputusan membutuhkan komunikasi yang baik. Hubungan yang buruk akan menyebabkan keputusan yang buruk dan pada akhirnya menghasilkan konsekuensi yang buruk pula.

10. Jadilah Orang Yang Berkompeten

"The question, 'Who ought to be leader?', is like asking, 'Who ought to be the tenor in the quartet?' Obviously, the man who can sing tenor."—Henry Ford—--Komponen penting dari kepercayaan adalah kompetensi seseorang. Seorang pemimpin akan menjaga kemampuannya dalam tingkat yang cukup tinggi tentang apa yang dilakukannya. Seringkali seorang yang bertalenta tinggi ketika mendapat promosi jabatan atau kenaikan tingkat gagal karena mereka tidak lagi menguasai kemampuan teknis yang mereka pegang sebelumnya. Pemimpin yang baik adalah mereka yang memiliki setidaknya 2 tipe kompetensi, yaitu kompetensi teknik dan kecerdasan interpersonal (kemampuan untuk berinteraksi dengan baik dengan orang lain).

11. Jadilah orang yang berempati

"Do you wish to rise? Begin by descending. You plan a tower that will pierce the clouds? Lay first the foundation of humility." —Unknown
-- Orang-orang yang memiliki kekuasaan cenderung melupakan hal-hal kecil ketika harus memberi tanggung jawab ke kelompok mereka. Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang menghormati bawahannya dan memberikan dukungan dan menerima pengikutnya terlepas dari mereka menginginkannya atau tidak. Kadang-kadang seseorang akan terlalu mudah membiarkan kewenangannya untuk mengintervensi segala keputusannya dan sikapnya terhadap anak buahnya, dan ketika itu terjadi, maka dia adalah seorang diktator, bukan lagi seorang pemimpin.

-- Pemimpin yang baik adalah mereka yang berempati terhadap orang lain. Mereka mampu mengerti apa yang dirasakan orang lain. Pemimpin yang buruk tidak akan memiliki kemampuan untuk mengerti orang lain, mereka cenderung membuat keputusan hanya berdasarkan mereka sendiri atau apa yang baik untuk mereka. Pemimpin terbaik menunjukkan tingkatan tinggi dari empati yang diberikannya pada orang lain. Empati menyebabkan pemimpin mengesampingkan egonya dalam pengambilan keputusan, sekaligus menentukan apa yang terbaik untuk mereka semua.Mereka juga paham bahwa mereka tidak diatas semua orang ddan tidak memeprlakukan orang seperti itu. Mereka mengerti setiap orang memiliki peran masing-masing yang harus dipenuhi dan mereka memperlakukan orang lain dengan hormat.

12. Milikilah Intuisi Yang Bagus
"One of the tests of leadership is the ability to recognize a problem before it becomes an emergency".— Arnold Glasgow
-- Pemimpin besar memiliki intuisi yang bagus. Mereka mendengarkan intuisi dan naluri mereka di saat ketidakpastian terjadi serta mengkombinasikannya dengan kecerdasan, keyakinan, dan pengalaman mereka agar terhindar untuk jatuh ke dalam lubang yang seringkali terbuka diantara organisasi pada setiap waktu. Intuisi alami dari seorang pemimpin akan membuat mereka menyeimbangkan antara informasi yang masuk dengan apa yang mereka rasa benar. Saat orang lain bisa memberikan informasi berguna, informasi ini adalah sebatas data yang seringkali mati dalam pertempuran kenyataan bila tidak diombinasikan dengan intuisi pemimpin.

13. Jadilah Seorang Mentor


"Leadership is not magnetic personality that can just as well be a glib tongue. It is not "making friends and influencing people", that is flattery. Leadership is lifting a person's vision to high sights, the raising of a person's performance to a higher standard, the building of a personality beyond its normal limitations".—Peter Drucker
-- Pemimpin sejati tidak melihat orang sebagaimana ia terlihat saat itu, melainkan ia melihat bagaimana seseorang itu bisa menjadi lebih. Seorang diktator akan menahan perkembangan pengikutnya dan secara kaku/rigid menjalankan tugas, mengakibatkan hilangnya talenta yang bisa dikembangkan. Seorang pemimpin yang baik akan mengetahui betul pentingnya mengembangkan potensi orang-orang disekitarnya. Seorang pemimpin sejati mampu memberikan semangat pada anggotanya untuk mengambil tanggung jawab baru, berkembang dan belajar, karena pemimpin sejati sadar bahwa perkembangan pengikutnya tidak akan sia-sia.

Pesan dari penulis :
- Setiap dari kita adalah pemimpin, dan setiap dari kita akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kita (Al-Hadits)
- Kembangkanlah potensi kepemimpinan kita karena pada dasarnya kita adalah pemimpin. Penulis sendiri saat menuliskan ini merasa masih sangat jauh dari menjadi seorang pemimpin yang baik.
- Ini semua bukan langkah mutlak untuk menjadi seorang pemimpin sejati. Masih banyak sekali yang belum bisa penulis tuliskan.
- Kritik dan saran selalu saya harapkan dari pembaca yang budiman.

[...]