1 Oktober : Hari Kesaktian Pancasila


Monumen Pancasila Sakti


Apa yang terlintas dalam benak kita ???





I. Sebagai Pengingat

-- Ya, 1 Oktober 2008 silam kita umat Islam memang merayakan Idul Fitri, penulis tidak akan mendebatnya karena itu sendiri merupakan suatu hal yang sepertinya menjadi tradisi. Namun yang ingin digaris bawahi oleh penulis, sudahkah kita mengingat adanya hari Kesaktian Pancasila ??? Ya, kita memang bangsa Indonesia, dimana 86% lebih penduduknya adalah umat Islam. Maka dari itu tak heran bahwa lebaran pun seperti menjadi "event nasional". Namun terlepas dari itu semua, kita tetap bangsa Indonesia, bangsa yang lebih dari 6 dekade silam memiliki generasi pejuang yang bisa dibilang satu dari yang tertangguh di dunia. Para pejuang merebut kemerdekaan, bahkan setelah kemerdekaan tersebut direbut masih ada pahlawan yang mempertahankan kesatuan Indonesia, dan salah satu saat terancamnya integrasi Indonesia adalah G30 S/PKI.

II
Sebuah Pertanyaan & Jawaban

-- Sedikit review tentang ini, penulis tidak akan menjelaskan detail bagaimana terjadinya, namun yang jelas terlihat adalah gugurnya jenderal-jenderal terbaik Indonesia, dan tahukah pembaca bahwa mayoritas mereka adalah MUSLIM ?? Indonesia dalam perjuangannya memang selalu dibantu oleh pihak-pihak Islam, namun kini refleksikanlah pengetahuan anda..seberapa jauhkah anda sebagai generasi penerus mereka mengenal tokoh Islam tersebut ??? sebagai refleksi saja, seberapa jauh anda mengenal "Muhammad Natsir" pejuang Muslim Indonesia sejati yang dengan mosi Integralnya berhasil menyatukan Indonesia setelah agresi militer Belanda, atau apakah anda tak tahu apa "Mosi Integral" itu sendiri ??

-- Kita lihat kembali peristiwa 1 Oktober 1965 silam. PKI berhasil diberangus dari bumi pertiwi. namun adakah kita terutama umat muslim yang notabene penerus pejuang generasi terdahulu mengingatnya dan sudikah kita untuk sekedar "mengibarkan" bendera yang telah mereka bayar dengan nyawa mereka ???.

III Berbagi Pengalaman

-- Sedikit bercerita, laiknya umat Muslim, penulispun melakukan perjalanan mengunjungi sanak famili dan handai taulan di daerah-daerah. Namun di perjalanan itulah penulis mendapati hati penulis merasa tertampar. Betapa tidak, orang-orang sepertinya sudah melupakan peristiwa 1 Oktober, Hari Kesaktian Pancasila sebagai pengingat perjuangan pejuang Indonesia. Hanya sekian rumah dari sekian puluh kilometer perjalanan yang terlihat memasang bendera bangsa kita. Penulis menjadi trenyuh, saat penulis mencoba untuk kembali mengingatkan teman-teman penulis dan bertanya tentang opini mereka terhadap 1 Oktober...tidak semua dari mereka menghargai usaha penulis untuk memaknai perjuangan pejuang kita. Ada pula yang menjawab bahwa mereka "memanfaatkan momen lebaran"...pertanyaan saya memanfaatkan yang seperti apa ??? ini masih menjadi sebuah tanda tanya besar.

IV Refleksi Perjuangan

-- Penulis sepenuhnya menyadari tidak semua yang membaca posting akan setuju dengan penulis, namun penulis ingin menulis refleksi ini terutama bagi diri penulis sendiri dan mungkin beberapa pihak yang ingin ikut merefleksikan diri mereka. Bila kita pikirkan lagi, sesungguhnya apa yang dipikirkan oleh pejuang dahulu sehingga mereka mau berkorban demi sesuatu yang tidak akan mereka nikmati ??? mengapa sekarang orang-orang begitu sombongnya melupakan karena siapa pula mereka bisa menjadi sekarang ini. Tak perlu jauh-jauh, bayangkan bila para pahlawan itu dahulu telah mengetahui bahwa yang mereka perjuangkan hanyalah untuk kita yang tidak tahu berterima kasih. Penulis sangat yakin mereka tidak mengharap pamrih untuk perjuangan mereka, mereka hanya ingin generasi selanjutnya menikmati hidup yang lebih baik, mereka para pahlawan mengingat kita, generasi yang tak pernah mereka lihat...dan sekali lagi pertanyaan penulis.."SUDAHKAH KITA MENGINGAT MEREKA ???"

V. Harapan Penulis

-- Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai para pahlawannya, semoga kita bisa menjadi bangsa yang besar.
-- Semoga posting ini bisa menjadi sedikit pengingat nasionalisme kita.
-- Kritik dan Saran selalu penulis tunggu dari pembaca yang
budiman.


Read more...